Layanan Konsultasi, Pemasaran, Analisis HBU Property untuk Anda...

Kamis, 07 Mei 2009

Sumur Tua Yang Makin Diminati


Upaya inventarisasi aset-aset Barang Milik Negara (BMN) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang nomor:1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dengan Peraturan Pemerintah nomor : 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN/D yang pelaksanaannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sampai saat ini terus bergerak semakin intensif. Geliat tersebut terlihat makin meningkatnya pelayanan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara & Lelang (KPKNL)selaku instansi vertikal DJKN terhadap satuan kerja- satuan kerja baik ditingkat kementerian dan kelembagaan, Pemerintah Daerah (Pengguna dana DK/TP), maupun BUMN (penyertaan investasi pemerintah).

Perihal inventarisasi BMN yang berasal dari penyertaan modal pemerintah di BUMN/D khususnya dibidang pertambangan, pemerintah dalam hal ini DJKN, telah menilik objek inventarisasi yang berasal dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) sejak tahun 2007.

Konon kabar dari Ibu Menteri, revaluasi kekayaan K3S migas mampu mendongkrak nilai aset pemerintah senilai Rp 232,42 triliun hingga Kuartal I 2008 (Sumber: Portal DJKN, Kamis, 29 Mei 2008). Fantastis...!!

Berbicara lebih jauh tentang prospek aset K3S, diberitakan Pemerintah akan mengoptimalkan produksi migas nasional termasuk melakukan operasi pada sumur-sumur tua. Total sumur tua minyak bumi Indonesia mencapai 13.824 sumur. Dengan perincian: Sumatera bagian selatan 3.623 sumur, Sumatera bagian utara 2.392 sumur, Sumatera bagian tengah 1,633 sumur, Kalimantan Timur 3.143 sumur, Kalimantan Selatan 100 sumur, Jawa Tengah-Jatim-Madura 2.496 sumur, Papua 208 sumur dan Seram 229 sumur. Pemerintah berniat akan mengaktifkan sekitar 5.000 sumur tua yang dinilai masih potensial.

Hebatnya lagi, sumur tua yang disangka tidak ekonomis lagi ternyata masih menyimpan kandungan minyak 40 hingga 60 persen dari kandungan sebenarnya sebelum di lakukan eksploitasi. Hal ini pernah diwartakan dalam suatu perbincangan pagi di sebuah TV Swasta Nasional pada tanggal 8 Mei 2009 oleh pakar dari ITB dan Pertamina yang membahas teknologi gayaberat mikro 4D (4D Microgravity) hasil penelitian para pakar ITB.

Konon dengan teknologi ini, eksploitasi migas bekas sumur tua dapat digali kembali bahkan dengan ongkos yang jauh lebih murah (hanya 10% dari total biaya yang sesungguhnya). Hueba....tt banget.

Jika teknologi ini mulai diterapkan, berapa sumur tua yang "bergairah kembali". Berapa nilai aset pemerintah yang ter-revaluasi di tahun mendatang? yang jelas sangat Fantastis..!